Adu Solid Lini Pertahanan AS Roma dan Juventus yang Berbuah Seri

Laga bertajuk “final” Serie A berakhir imbang. Tuan rumah AS Roma yang bertekad meraih poin penuh pada giornata 25 untuk menjaga asa menjadi juara, gagal menumbangkan sang pemuncak klasemen sementara, Juventus. Skor akhir 1-1 harus puas diterima skuat asuhan Rudi Garcia.

Pertandingan sendiri berjalan cukup alot. Kedua kesebelasan menunjukkan kesolidan lini pertahanannya masing-masing sepanjang laga. Dua gol di laga ini tercipta lewat situasi bola mati menjadi bukti tak terbantahkan betapa sulitnya kedua kesebelasan menembus pertahanan lawan melalui permainan terbuka.

AS Roma sendiri sempat tertinggal lewat gol cantik yang diciptakan Carlos Tevez. Namun sundulan Seydou Keita sepuluh menit jelang bubar gagal disapu bersih Claudio Marchisio di mulut gawang sehingga Roma mampu mengejar ketinggalan meski dengan 10 pemain.

3-5-2 Juve: Kuat Bertahan, Tak Andal Menyerang

Sebelum laga ini digelar, Juventus dipastikan takkan tampil dengan kekuatan terbaiknya. Andrea Pirlo dipastikan absen karena mengalami cedera saat menjamu Borussia Dortmund di Liga Champions. Sementara Arturo Vidal dan Paul Pogba mengalami cedera ringan beberapa hari sebelum pertandingan.

Pada akhirnya, pelatih Juve, Massimiliano Allegri, memutuskan untuk tak menggunakan formasi andalannya, 4-3-1-2, karena situasi ini. Formasi 3-5-2 pun dipilih eks pelatih AC Milan ini. Ia memaksakan Vidal untuk menemani Marchisio dan Roberto Pereyra di lini tengah.

Formasi 3-5-2 sendiri bukanlah formasi yang asing bagi Juve. Sejak ditangani Antonio Conte, formasi ini menjadi formasi andalan Juve dalam merengkuh tiga scudetto beruntun. Hanya saja formasi 3-5-2 Allegri memiliki satu kelemahan, lini depan yang minim gol.

Dari 24 pertandingan di Serie A, formasi 3-5-2 dan 4-3-1-2 digunakan masing-masing sebanyak 12 kali. Dengan 3-5-2, Juve menorehkan 8 menang, 3 seri, dan 1 kalah. Sembilan cleansheet menjadi bukti betapa kokohnya lini pertahanan Juve dengan 3-5-2.

Dengan 3-5-2, Juve hanya berhasil mencetak 18 gol dari 12 pertandingan. Jumlah ini hampir setengah dari jumlah gol yang diciptakan Juventus kala Allegri menggunakan formasi 4-3-1-2, mencapai 33 gol. Hanya saja dengan formasi ini Juve hanya empat kali mencatatkan cleansheet.

kijang kijang: